Suaraakademisi.Com: Jakarta – “Kabar gembira datang dari Kator Lembaga Arsip Nasional Republik Indonesia” Demikian kepala tajuk artikel yang ditulis Erni Bajau di situs pribadinya setelah mendapat undangan selaku Ketua Perkumpulan Orang Sama Bajau Indonesia (POSBI) sebagai penulis Novel Manusia Perahu Terakhir (MPT) dari Lembaga Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) pada Kamis, 9 Februari 2023.
Undangan ANRI tersebut berisi Undangan mengikuti Bimbingan Teknis Memori Kolektif Bangsa (MKB) Tahun 2023, yang akan dilaksanakan pada Kamis, 16 Februari 2023, bertempat di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur.
Dalam rilisnya, Erni Bajau memohon doa dan dukungan semua masyarakat Indonesia, masyarakat Sulawesi Tenggara, Masyarakat di pulau Wawonii – Kabupaten Konawe Kepulauan (sebagai latar tempat kejadian cerita dalam novel MPT) dan khususnya masyarakat Bajau dimanapun berada.
Novel Manusia Perahu Terakhir adalah novel berlatar belakang sejarah kehidupan masyarakat Bajau tempo dulu, saat masih tinggal di atas perahu, bukan di atas rumah seperti yang kita lihat saat ini, terbit tahun 2022. Novel yang ditulis selama tujuh tahun itu disebut sebagai novel antropologi pertama yang bercerita tentang sejarah kehidupan suku Bajau (Bajo) di Indonesia.
“Masuk sebagai Daftar Calon Nominator Memori Kolektif Bangsa (MKB) dari 13 Nominator, merupakan penghargaan yang luar biasa. Terlepas hasilnya nanti lolos atau tidak lolos, masuk sebagai calon nominator saja sudah membuat saya sangat bahagia dan bersyukur tiada henti” ungkap Erni Bajau
Lebih lanjut Ketua Umum POSBI ini mengungkapkan “semoga ini menjadi awal yang baik dalam mewujudkan cita-cita masyarakat Bajau menjadi lebih maju, aktif mengembangkan potensi daerah, menjaga dan memelihara kearifan lokal, termotivasi menigkatkan sumber daya manusia generasi Bajau (Bajo), bangga dengan jati diri sebagai suku bangsa yang memiliki sejarah kehidupan yang eksotik, memiliki keunikan dan kecantikannya sendiri, sehingga dapat menjadi aset bangsa Indonesia yang tak ternilai harganya”
“Saya sangat berterima kasih kepada semua pihak yang selalu memberi dukungan dan doa atas karya ini. Khususnya kepada Lembaga Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). Begitu banyak orang yang terlibat di setiap perjalanan saya hingga sampai di titik ini yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu” pungkasnya.